Benih-benih Kebaikan
Al Imam Ibnul Qoyyim Al
Jauziyah
Mencari ilmu adalah benih
keimanan. Jika keimanan bertemu dengan pencarian ilmu tadi maka akan membuahkan
amalan shalih.
Berbaik sangka kepada Allah
Ta'ala adalah benih perasaan butuh kepada-Nya. Jika keduanya bertemu akan
membuahkan terkabulnya do’a.
Rasa takut adalah benih
kecintaan. Jika keduanya bertemuakan mewariskan kepemimpinan dalam agama. Allah
Ta'ala ’ala berfirman:
وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ
أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا
يُوقِنُونَ
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu
pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka
sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.”
(As Sajdah: 24)
Benarnya sikap mencontoh
Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam merupakan benih keikhlasan. Jika
keduanya bertemu akan membuahkan diterima dan diperhitungkannya amalan.
Amal adalah benih ilmu. Jika
keduanya bertemu maka akan terwujud kemenangan dan kebahagiaan. Jika terpisah
satu dengan yang lainnya tidak akan memberi manfaat apa-apa.
Kelembutan adalah benih ilmu.
Jika keduanya bertemu maka akan diraih kepemimpinan di dunia dan di akhirat,
dan akan terwujud pemanfaatan ilmu dari orang ‘alim.
Jika salah satu terpisah dari yang lainnya maka akan hilang manfaat dan
pemanfaatan ilmu tersebut.
Kesungguhan adalah benih
ilmu. Jika keduanya bertemu maka pemiliknya akan meraih kebaikan dunia dan
akhirat, dan akan mencapai puncak tertinggi dari setiap posisi yang mulia. Maka
tertinggalnya seseorang dari kesempurnaan-kesempurnaan tadi bisa jadi karena
tidak adanya ilmu, bisa jadi pula karena tidak adanya kesungguhan.
Niat yang baik merupakan
benih sehatnya akal. Jika tidak ada niat yang baik maka hilang seluruh
kebaikan. Jika keduanya (niat yang baik dan akal yang sehat) bertemu maka akan
diraih kemenangan dan bagian yang banyak. Jika tidak ada maka yang didapatkan
adalah kehinaan dan kerugian.
Jika didapati suatu
kecerdasan tanpa adanya keberanian, maka hal itu merupakan sifat penakut dan
kelemahan. Jika ada keberanian tanpa didukung dengan kecerdasan maka yang ada
kekacauan dan kerusakan.
Kesabaran adalah benih ilmu.
Jika keduanya bertemu maka seluruh kebaikan pada pertemuan keduanya.
Al Hasan Al Bashri
rahimahullah berkata:
إذا شئت أن نرى بصيرا لا صبر
له رأيته، وإذا شئت أن ترى صابرا لا بصيرة له رأيته، فإذا رأيت صابرا بصيرا فذاك
“Jika engkau ingin melihat orang yang berilmu tetapi
tidak punya kesabaran maka lihatlah dia. Dan jika engkau ingin melihat orang
yang sabar tetapi tidak punya ilmu maka lihatlah dia. Dan jika engkau melihat
orang yang sabar dan berilmu, itulah orang yang berbahagia.”
Nasihat adalah benih bagi
akal. Semakin kuat nasihat maka akal semakin kuat dan bercahaya.
Mengingat dan berpikir
keduanya merupakan benih bagi yang lainnya. Jika keduanya bertemu maka akan
melahirkan sikap zuhud terhadap dunia dan kecintaan kepada akhirat.
Ketaqwaan adalah benih
tawakkal. Jika keduanya bertemu maka hati akan menjadi istiqomah.
Mengambil (memanfaatkan)
karunia adalah persiapan untuk bertemu dengan istana yang diangankan. Jika
keduanya bertemu maka seluruh kebaikan pada pertemuan keduanya, serta kejelekan
pada perpisahan keduanya.
Benih dari ketinggian
cita-cita adalah niat yang benar. Jika keduanya bertemu seorang hamba akan
mencapai puncak keinginannya.
[Al-Fawaid / 405]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar