Sabtu, 15 Desember 2012

Marketing Mix


Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, seorang manusia membutuhkan air dalam memenuhi kebutuhan dahaganya. Jika ada segelas air maka kebutuhan dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya namun juga ingin memenuhi keinginannya yaitu misalnya segelas air merek Aqua yang bersih dan mudah dibawa. Maka manusia ini memilih Aqua botol yang sesuai dengan kebutuhan dalam dahaga dan sesuai dengan keinginannya yang juga mudah dibawa.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

Marketing Mix / Bauran Pemasaran

Marketing mix adalah empat komponen dalam pemasaran yang terdiri dari 4P
*       Product (produk)
*       Price (harga)
*       Place (tempat, termasuk juga distribusi)
*       Promotion (promosi)
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti seperti keuangan (finance), teori Marketing mix juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P yang selanjutnya adalah People (Orang), Physical Evidence (Bukti Fisik), Process (Proses). Penulis buku Seth Godin, misalnya, juga menawarkan teori P baru yaitu Purple Cow.[1]
Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran tergantung lebih banyak pada ketrampilan pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu tertentu.
Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (konsep pemasaran).
Metode pemasaran klasik seperti 4P di atas berlaku juga untuk pemasaran internet, meskipun di internet pemasaran dilakukan dengan banyak metode lain yang sangat sulit diimplementasikan diluar dunia internet.

Rabu, 12 Desember 2012

Manajemen SDM Hubungan


MAKALAH
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN MSDM




  DI SUSUN OLEH :


MUHAMAD SODIKIN









UNIVERSITAS TRIDHARMA
FAKULTAS EKONOMI BALIKPAPAN 
2010
BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Hubungan yang baik antara majikan dengan pekerja akan meningkatkan produktifitas suatu perusahaan. Hal inilah yang disebut hubungan manusia dalam manajemen sumber daya manusia. Suatu perusahaan harus memelihara hubungan yang baik diantara semua pihak yang berkaitan.
Maka dari itu akan digambarkan tentang materi hubungan manusia pada makalah ini. Selain itu latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas yang kemudian akan digabungkan dengan berbagai materi lain yang menjadi makalah besar dari suatu tugas-tugas tadi. Tugas yang di berikan kepada mahasiswa/i program studi Fakultas Ekonomidalam memenuhi kriteria pemberian nilai mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia.

B.      Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi berkenaan dengan konsep hubungan manusia di dalam sudut pandang MSDM. Sehingga dapat diharapkan pembaca dapat memahami teori tentang Hubungan Manusia dengan jelas.

C.        Metode
Metode yang di gunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan meresume berbagai buku-buku dan artikel-artikel tentang sumber daya manusia.





BAB II
PEMBAHASAN MATERI


A.    Sejarah Tahap Hubungan Antar Manusia
Penelitian yang lebih intensif terhadap sumber daya manusia berlansung pada penghujung  tahun 1920-an dan awal 1930-an. Pada kurun waktu itu, perhatian para manajer dicurahkan pada karyawannya untuk meningkatkan produktifitas kerja mereka. Produktifitas karyawan ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh cara pekerjaan dirancang dan diberikan imbalan memadai, tetapi juga oleh faktor lain, yaitu faktor sosial dan psikologis.
Temuan ini merupakan temuan pertama dengan mengindikasikan bahwa faktor sosial dan psikologis dalam suatu lingkungan kerja dapat mempunyai dampak signifikan terhadap tingkat produktifitas kerja para karyawan. Produktifitas bertalian langsung dengan itensitas kerjasama dan kerja tim dalam kelompok. Tingkat kerja tim dan kerja sama hubungan dengan minat penyelia dan periset dalam kelompok kerja, kurangnya pendekatan koersif terhadap perbaikan produktivitas, dan partisipasi kalangan karyawan dalam perubahan yang mempengaruhi mereka. Dalam penelitiannya, Hawthome menemuka kenyatan bahwa perasaan, emosi dan sentimen para karyawan sangat dipengaruhi leh lingkungan kerja, seperti gaya kepemimpinan atasan, perhatian, sikap dan dukungan manajemen. Dalam hal n kehidupan para karyawan disikapi sebagai sebuah sistem sosial. Berbeda dengan pandangan Taylor yang melihat organisasi suatu istem ekonomi yang bersifat teknis dan mekanis.
Dapat dipicu hasil temuan Hawthom maka dilakukan riset lanjutan terhadap faktor sosial dan cara individu bereaksi terhadapnya. Temuan dari kajian ini menemukan bahwa kebutuhan karyawan harus dipahami dan ditindaklanjuti oleh manajemen agar mereka merasa senang bekerja, puas dan produktif. Komunikasi antara para karyawan dan penyelianya dibina karena adanya kebutuhan iklim kerja yang lebih partisipatif. Cara ini ternyata dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan.
B.     Pemeliharaan Hubungan Antar Manusia Dalam MSDM
Salah satu hubungan antara majikan dengan para karyawan diperusahaan disebut hubungan kerja atau hubungan manusia, atau biasa juga disebut hubungan ”Industrial Peace”.
Pemeliharaan hubungan industrial dalam rangka keseluruhan prose manajemen sumber daya manusia berkisar pada pemikiran bahwa hubungan yang serasi dan harmonis antara majikan dan pekerja yang terdapat dalam organisasi usaha itu mutlak harus ditumbuhkan dan dipelihara demi kepentingan semua pihak petaruh pada organisasi usaha bersangkutan. Kalau kurang berhasil memelihara hubungan yang harmonis akan berakibat terjadinya kerugian bagi banyak pihak, terutama bagi pihak majikan dan pekerja-pekerja yang bersangkutan.
Dalam pembahasan ini istilah hubungan manusia digunakan dalam pengertian umum sebagai hubungan formal yang terdapat antara majikanatau kelompok majikan dengan pekerja atau istilah tersebut akan digunakan saling bergantian tanpa mengurangi makna dan isi yang terkandung didalamnya. Hubungan itu biasanya dilakukan secara tertulis ataupun lisan asalkan kedua belah pihak secara jujur melaksanakan kewajibandan hak masing-masing selaku mitra kerja.
Karyawan atau pekerja harus dihormati selaku mitra kerja dan bukan sebagai budak belian seperti pada zaman penjajahan dengan kerja rodi secara paksa. Saling menghormati antara majikan dan pekerja untuk melaksanakan tugas, kewajiban dan hak masing-masing pihak yang berhubungan kerja adalah nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dan merupakan filosofi Hubungan Industrial Pancasila.
C.    Pihak-Pihak Yang Berhubungan dalam Hubungan Manusia MSDM
Banyak pihak yang berhubungan dalam hubungan manusia dalam MSDM, yaitu pihak-pihak-pihak yang berkepentingan pada organisasi usaha untuk mencapai tujuan dan berbagai sasarannya masing-masing. Pihak-pihak yang berkepentingan itu dikenal dengan istilah ”stake holders”. Dikatakan pihakyang berkepentingan karena setiap pihak itu mempertaruhkan sesuatu pada organisasi itu, yaitu:
Pertama          :  Manajemen – yang dalam organisasi niaga modern biasanya merupakan kelompok profesional yang bukanbukan lagi pemilik organisasi – mempertaruhkan waktu, pengetahuan, keahlian, keterampilan dan reputasi profesionalnya, bukan hanya demi kepentingan organisasi yang dipimpinnya akan tetapi juga demi kepentingan yang lebih luas.
Kedua              :  Para anggota organisasi yang dengan pememfaatan waktu, pengetahuan, keterampilan dan tenaga melakukan tugas-tugas yang dipercayakan orgaisasi kepedanya dengan harapan bahwa dengan jalur itulah jenis kebutuhannya dapat terpenuhi dengan memuaskan.
Ketiga              :  Para pemilik modal dan pemegam saham – bagi organisasi niaga – yang telah menanamkan saham sebagian dari hartanya dalam organisasi dengan harapan bahwa modal yang ditanam itu secara kontinu akan memberikan layak baginya.
Keempat          :  Kelompok tertentu di masyarakat yang menjadi konsumen barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi dan mengharapkan bahwa penyediaan barang atau jasa tersebut tidak mengalami gangguan.
Kelima             :  Para pemasok bahan baku atau bahan penolong yang diperlukan oleh organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa.
Keenam           :  Para distributor dan agen. Telah dimaklumi bahwa pada umumnya organisasi niaga tidak menjual barang atau jasa yang dihasilkan langsung kepada konsumen. Oleh karena itu distributor atau agen itupumn mempertaruhkan kepentingannya dalam kepentingan organisasi.
Ketujuh            :  Jajaran pemerintah. Setelah kita ketahui, pemerintah mempunyai hak, wewenang dan tanggungjawab untuk meningkatkan mutu hidup dari seluruh warganya. Oleh karena itu pemerintah juga sangat berkepentingan dalam keberhasilan organisasi yang terdapat dalam masyarakat.

D.    Tahap-Tahap dalam Hubungan Manusia MSDM
Hubungan industrial dalam suatu organisasi pada umumnya dapat digolongkan kepada lima tahap, yaitu:
a.       Tahap konflik
Jika sifat hubungan kerja antara pekerja dan manajemen berada pada tahap ini, yang terjadi ialah bahwa manajemen berusaha sedapat mungkin untuk mencegah masuknya para pekerja menjadi anggota serikat pekerja. Dalam hal demikian, tidak mustahil apabila manajemen memberhentikan – biasanya dengan alasan yang dicari-cari – atau memasukan dalam ”daftar hitam” siapa saja diantara para pekerja yang menunjukan minat memasuki suatu organisasi serikat pekerja. Hal ini tentunya menimbulkan konflik. Dalam tahap ini manajemen akanmenolakuntuk berhubungan dengan para wakil serikat pekerja yang datang kepadanya.
Pada tahap ini dalam hal timbulnya pertikaian perburuhan yangserius antara manajemen dengan para pekerja, manajemen akanmengambil semua langkah yang dapat diambilnya agar pertrikaian yang tidak terselesaikan dengan perundingan langsung jangan sampai berakhir dengan pemogokan.
b.      Tahap pengakuan eksistensi
Pada tahap ini manajemen membiarkan dan mengakui adanya serikat pekerja dalam organisasiyang dipimpinnya, meskipun sebenarnya disertai oleh ”sikap terpaksa”. Artinya, manajemen  memang mau berhubungan dengan para wakil serikat pekerja untuk membicarakan hal-hal yang merupakan sumber pertikaian dalam hubungan industrial, akan tetapi tidak dengan sikap yang ikhlas. Seandainya ada pilihan lain, manajemen akan tetap memilih untuk tidak berhubungan dengan serikat pekerja dalam menyelesaikan pertikaian yang timbul.
c.       Tahap negoisasi
Tahap ini pun bukanlah tahap yang didambakan dalam menumbuhkan dan memelihara hubungan industrial yang serasi. Dikatakan demikian karena pada tahap ini, manajemen tetap memandang serikat pekerja sebagai faktor penghalang dalam hubungan kerja antara manajemen dan para pekerja.
Jika terjadi pertikaian dengan para pekerja, negoisasi akan cenderung keras karena masing-masing pihak akan memprtahankan pendirian dan haknya secara gigih. Dalam situasi demikian, tidak mustahil bahwa manajemen akan berusaha mencari tenaga kerja sementara untuk menggantikan tenaga kerja yang ada, tetapi tidak produktif karena, misalnya melakukan pemogokan. Tindakan yang mungkin ditempuhnya ialah misalnya, menyerahkan kegiatan produksi atau jasa yang biasanya dihasilkan kepada organisasi lain untuk sementara waktu selama pemogokan berlangsung.
d.      Tahap akomodasi
Dalam hubungan industrial yang sifatnya akomodatif, tidak berarti bahwa manajemen menyukai kehadiran serikat pkerja dalam organisasi. Oleh karenanya manajemen belum tentu bersedia untuk memberikan kesempatan kepada pimpinan pekerja untuk memperkuat kedudukannya dikalangan para pekerja. Akan tetapi pada tahap ini manajemen pada umumnya menyadari bahwa serikat pekerja dapat memainkan peranan yang positif dalam organisasional para pekerja seperti dalam rangka penegakan disiplin dan dalam mengarahkan prilaku para karyawan sedemikian rupa sehingga terjali ubungan kerja yang baik antara pekerja dengan manajemen.
e.       Tahap kerja sama
Tahap kerja sama merupakan tahap yang paling maju dan paling ideal dalam hubungan industrial. Pada tahap ini serikat pekerja turut serta secara aktif dalam peningkatan efisiensi, evektifitas, produktivitas dan semangat kerja para karyawan. Kerja sama didasarkan pada dua asumsi, yaitu:
Pertama             :  kedua belah pihak sama-sama memperoleh keuntungan bila organisasi meraih berbagai keberhasilan.
Kedua                 :  para karyawan berada pada posisi yang memungkinkan merka mengamati dan mengetahui proses produksi yang terjadi serta dapat mendeteksi berbagai kelemahan dalam proses produksi itu serta dapat pula memberikan saran-saran tentang cara untuk mengatasinya

E.     Sikap Mental dan Sikap Sosial
Dalam usaha mewujudkan pokok pikiran dan tujuan hubungan manusia diperlukan adanya pengembangan dari suatu sikap mental dan sikap sosial.
a.       sikap mental yang dimaksud antara lain saling menghormati, saling mengerti kedudukan dan peranannya, saling memahami hak dan kewajiban antara pekerja dan pengusaha.
b.      Sikap sosial yang dimaksudkan antara lain adalah rasa ke gotong royongan, toleransi, tenggang rasa, terbuka dan mampu mengendalikan diri antara pihak-pihak yang bersangkutan
c.       Pihak pemerintahpun berperan sebagai pelindung, pengasuh dan pengayom bagi seluruh pihak yang berkaitan dengan proses produksi.
d.      Serikat pekerja juga berperanan tidak hanya untuk menyalurkan anspirasi pekerja tetapi juga harus aktiv berpartisipasi dalam tugas pembangunan nasional
e.       Pihak pengusaha bukan hanya untuk melindungi hak miliknya tetapi harus berpartisipasi dalam tugas pembangunan nasional.
Dengan demikian dalam hubungan kerja tidak ditemukan lagi sikap-sikap konfrontatif dan penindasan antara pihak satu dengan pihak pihak lainnya.

F.     Masalah-Masalah Yang Harus Dipecahkan dalam Hubungan Manusia
Hubungan manusia dalam SDM biasanya terdapat berbagai masalah yang dihadapi, yaitu:
1.      Masalah pengupahan
Upah didalam perusahaan selalu menjadi sumber perselisihan karena upah merupkan biaya bagi pengusaha dan sebagai pendapatan bagi pekerja. Adanya perbedaan kepentingan tentang upah ini yang sangat riskan menimbulkan persilihan, maka tentang pengupahan ini ini harus tetap dikendalikan dengan dasar upah minimum regional.
2.      Masalah permintaan /penawaran tenaga kerja dengan keterbatasan lowongan kerja
3.      Masalah pemogokan
Walaupun pemogokan disebut sebagai hak dari pekerja tetapi pemogokan itu dapat merusak hubungan pengusaha dan pekerja dan merugikan produktivitas nasional. Oleh sebab itu pemogokan harus dihindari dan kalau sempat terjadi perlu dengan segera dituntaskan.

G.    Hubungan Kepemimpinan dengan Kepuasan Kerja Karyawan (oleh Denny, Jurnal Manajemen, Minggu 25 November 2007)
Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan (Robbins, 2002 : 181).
Mengingat perusahaan merupakan organisasi bisnis yang terdiri atas orang-orang, maka pimpinan seharusnya dapat menyelaraskan antara kebutuhan-kebutuhan individu dengan kebutuhan organisasi yang dilandasi oleh hubungan manusiawi. Sejalan dengan itu diharapkan seorang pimpinan mampu memotivasi dan menciptakan kondisi sosial yang menguntungkan setiap karyawan sehingga tercapainya kepuasan kerja karyawan yang berimplikasi pada meningkatnya produktivitas kerja karyawan (Robbins, 2002 : 181).
Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan. Umumnya kepuasan dapat ditingkatkan, bila atasan bersifat ramah dan memahami, menawarkan pujian untuk kinerja yang baik, mendengarkan pendapat karyawan, dan menunjukkan suatu minat pribadi pada mereka (Robbins, 2002 : 181).
Partisipasi dalam pengambilan keputusan kepemimpinan khususnya pada kepemimpinan demokratis akan mempunyai dampak pada peningkatan hubungan manajer dengan bawahan, menaikkan moral dan kepuasan kerja serta menurunkan ketergantungan terhadap pemimpin (Supardi, dkk, 2002 : 76).
Dengan demikian dapat dikatakan kepemimpinan sangat erat hubungannya dengan kepuasan kerja karyawan. Kepemimpinan yang memperoleh respon positif dari karyawan cenderung akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan, demikian bila terjadi sebaliknya























BAB III
KESIMPULAN


Salah satu segi hubungan antara organisasi dengan para anggotanya menyangkut apa yang lazim dikenal dengan istilah hubungan manusia atau hubungan industrial. Pemeliharaan hubungan yang serasi dan harmonis antara manajemen dengan para pekerja yang terdapat dalam organisasi mutlak perlu ditumbuhkan, dijaga dan dipelihara demi kepentingan semua pihak yang telah mempertaruhkan kepentingannya dalam organisasi. Kekurangberhasilan memelihara hubungan yang serasi dan harmonis itu akan merugikan banyak pihak dan tidak terbatas hanya pada pihak manajemen dan para pekerja saja.
Jadi istilah hubungan manusia dalam artian umum, yaitu hubungan formal yang terdapat antara manajemen dan kelompok pekerja yang terdapat dalam suatu organisasi. Istilah lain dengan makna yang sama adalah “hubungan kerja atau hubungan industrial”.















Manajemen Di Bidang Jasa Dalam Sebuah Perusahaan


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Meraih keunggulan di seluruh aspek operasi perusahaan merupakan persyaratan utama dalam bersaing di bidang jasa dan produksi kemasan kayu di Indonesia yang baru mulai diterapkan secara keseluruhan pada tahun 2005. PT. Jasa Duta Mandiri memastikan bahwa setiap kegiatan operasinya berorientasi pada kualitas jasa dan produk yang dihasilkan. Perusahaan mempunyai komitmen untuk memenuhi harapan pelanggan dan selalu memperbaiki proses yang menghasilkan jasa dan produk secara baik dan berkelanjutan.
Untuk mencapai tujuan perusahaan dalam keunggulan, PT. Jasa Duta Mandiri berkeinginan untuk memperkuat daya saing, nilai, kebijakan, prinsip, dan pedoman yang dibuat semata–mata untuk membangun pondasi yang kuat guna menopang kinerja perusahaan dengan pendekatan pragmatis di dalam kerangka manajemen untuk meningkatkan pemberdayaan dan kreativitas tanpa berkompromi dengan praktek manajemen yang baik, sehingga sangat responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
PT. Jasa Duta Mandiri telah diregistrasi oleh Badan Karantina Pertanian sesuai dengan persyaratan tertentu untuk melakukan kegiatan perlakuan dan setifikasi kemasan kayu sesuai dengan ISPM#15. ISPM#15 merupakan ketentuan tentang kemasan kayu dalam perdagangan Internasional yang saat ini sudah diimplementasikan oleh sebagian negara – negara mitra dagang Indonesia. Didalam ISPM #15 diatur tentang tatacara dan persyaratan perlakuan (Treatment) dan Setifikasi ( Marking ) kemasan kayu yang berlaku secara universal bagi semua negara – negara anggota FAO. Pelaksana perlakuan dan sertifikasi kemasan kayu sesuai dengan ISPM#15 ini adalah perusahaan kemasan kayu yang ditunjuk oleh Badan Karantina Pertanian.
B.      Maksud dan Tujuan
1)      Memberikan informasi tentang salah satu bidang usaha yang terbilang baru kepada pembaca khususnya para rekan mahasiswa.
2)      Mengetahui lebih dalam tentang kinerja perusahaan dalam hal ini perusahaan jasa yang berskala kecil.
3)      Menjadi acuan bagi wirausahawan untuk menjadikan makalah ini sebagai bahan pertimbangan dalam mengelola usahanya.
C.      Ruang Lingkup Pembahasan
PT. Jasa Duta Mandiri memproduksi kemasan kayu berupa: Pallet, Crate, kayu penyanggah (dunnage), dan Box atau peti dimana untuk menunjang produksinya, PT. Jasa Duta Mandiri mendirikan bengkel kerja (workshop) di Jl. H. Abdulgani I Cilodong, Depok. Selain memproduksi kemasan kayu, PT. Jasa Duta Mandiri juga memberikan pelayanan jasa sertifikasi kemasan kayu milik pelanggan sesuai dengan standar ISPM #15. Sertifikasi ISPM#15 bertujuan mengurangi resiko pemasukan atau penyebaran OPTK (Organisma Perusak Tumbuhan Kayu). Menghambat terjadinya re-infestasi OPTK. Memperlancar perdagangan internasional dan mempercepat penanganan barang di tempat tujuan.
ISPM#15 disusun oleh Interim Commission on Phytosanitary Measures (ICPM), kemudian didistribusikan oleh sekretariat International Plant Protection Commission ( IPPC ) – FAO keseluruh negara yang bersepakat.
Kayu atau kemasan kayu yang akan disertifikasi terlebih dahulu diberikan perlakuan. Dua Macam perlakuan yaitu:
v  Perlakuan Panas ( Heat Treatment / HT).
v  Perlakuan Fumigasi.
Kayu dan kemasan kayu yang layak disertifikasi mempunyai ketentuan – ketentuan sbb:
v  Temperatur kayu lebih dari 21 derajat atau telah dipanaskan dengan temperatur 56 derajat dalam 30 menit.
v      Tidak ada kulit kayu dan sudah diserut Tidak berserangga.
v      Tidak berjamur.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Profil Perusahaan

           PT. Jasa Duta Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dibidang kemasan kayu dengan memproduksi kemasan kayu dan pelayanan jasa sertifikasi sesuai dengan ISPM (International Standard Phytosanitary Measures) #15.
PT. Jasa Duta Mandiri terletak di Jl. Bulakan Kalitimbang Kecamatan Cibeber, Cilegon – Banten –Indonesia dengan uraian sebagai berikut:
1)      Akta pendirian perusahaan dengan No. 133 tanggal 17 September 1999 yang    diterbitkan oleh Notaris Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) Drajat Darmadji, SH. di Jakarta dan Perubahan Akta dengan No. 69 tanggal 26 Februari 2004 yang diterbitkan oleh Dr. H. Teddy Anwar, SH, SpN., Notaris PPAT di Jakarta.
2)      Akta pendirian perusahaan Cab. Banten dengan No. 46 tanggal 27 Juni 2007 yang diterbitkan oleh Notaris Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) Dr. H. Teddy Anwar, SH, SpN., SH. di Jakarta .
3)      Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan No.2.015/09-04/PB/IX/99 tanggal 1 Oktober 1999.
4)      Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dengan No.09.03.1.51.40727 berlaku sampai dengan tanggal 23 September 2008.
5)      Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan No.01.911.634.2-027.000.
6)      Surat Keterangan Domisili Perusahaan atau Surat Ijin Tempat Usaha dengan No.648/2004/30/VII/07 tanggal 03 Juli 2007 dari Lurah Kalitimbanag Kecamatan Cibeber Kota Cilegon.
7)      Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas dari Departemen Kehakiman dan Hak Azasi Manusia No. 020.478 HT.01.01. Th. 2001.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi perusahan
Untuk menjadi pemain nasional dalam menyediakan jasa dan produk–produk kemasan kayu sesuai dengan International Standard Phytosanitary Measure #15 terkait dengan mutu prima.
Misi Perusahaan
Bertekad untuk menyediakan jasa dan produk kemasan kayu berkelas dan berorientasi pada pelanggan, inovatif dan bermutu prima. Bertekad memenuhi kebutuhan kemasan kayu guna menunjang ekspor nasional, menciptakan nilai optimum untuk pelanggan kami, pemegang saham, karyawan dan masyarakat
Kebijakan Mutu
PT. Jasa Duta Mandiri menjadi pelopor dalam menyediakan jasa dan produk kemasan kayu sesuai standar ISPM #15 dengan berpedoman pada Sistem Mutu dan berlandaskan pada motto: “ Quality without tolerance”. Sasaran tersebut dicapai dengan penerapan langkah–langkah sebagai berikut:

1)      Menghasilkan jasa dan produk kemasan kayu tanpa kesalahan sesuai dengan persyaratan pelanggan setiap saat.
2)      Memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan yang terus menerus menigkat keinginannya, melalui pemahaman pelaksanaan dan peningkatan proses kerja.
3)      Memberdayakan sumber daya manusia menjadi pelopor karya–karya inovatif dan peningkatan mutu dengan mendayagunakan kemajuan teknologi guna mencapai keunggulan.
4)      Melatih, mengembangkan dan melibatkan segenap jajaran manajemen dan karyawan guna memahami serta menghayati Sistem Manajemen Mutu.
5)      Melalui penerapan Sistem Manajemen Mutu inilah, perusahaan secara konsisten menghasilkan jasa dan produk kemasan kayu yang bermutu, tepat waktu, dengan harga dan nilai yang sesuai.
Sasaran Mutu
1.      Meningkatkan kepuasan pelanggan hingga 85% sampai dengan tahun 2006.
2.      Ketepatan waktu pengiriman sampai 90% hingga akhir tahun 2006.
3.      Menyediakan SDM yang berkualitas..
4.      Meningkatkan kapasitas produksi dengan perbandingan 60% produksi : 40% jasa sertifikasi sampai dengan tahun 2007.
PT. Jasa Duta Mandiri memproduksi kemasan kayu berupa: Pallet, Crate, kayu penyanggah (dunnage), dan Box atau peti dimana untuk menunjang produksinya, PT. Jasa Duta Mandiri mendirikan bengkel kerja (workshop) di Jl. H. Abdulgani I Cilodong, Depok. Selain memproduksi kemasan kayu, PT. Jasa Duta Mandiri juga memberikan pelayanan jasa sertifikasi kemasan kayu milik pelanggan sesuai dengan standar ISPM #15.


Tanggung Jawab Manajemen
Sistem Mutu
            Sistem Mutu dibuat untuk menjaga agar kualitas dari kemasan kayu yang diproduksi tetap terjaga sesuai dengan standar mutu yang berlaku. PT. Jasa Duta Mandiri menyusun dan berusaha memelihara sistem mutu yang ada untuk menjamin agar kemasan kayu yang diproduksi memenuhi semua persyaratan yang diberlakukan di dalam ISPM #15 maupun ketentuan–ketentuan lain dari pihak Otoritas Kompeten. Dengan sistem mutu, kualitas dan citra organisasi juga menjadi lebih baik dan sistematis sehingga meningkatkan kepercayaan dan kepuasan dari mitra kerja perusahaan.
Penanggungjawab Sistem Mutu
            Dalam menangani Sistem Mutu, perusahaan menunjuk dan mengangkat seorang penanggung jawab sistem mutu yang mempunyai kualifikasi terhadap ISPM #15 yang bertugas untuk memastikan dan memantau pelaksanaan sistem mutu yang dibuat agar diterapkan sesuai dengan standar yang berlaku untuk menjamin kemasan kayu yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan ISPM #15.
Penanggung jawab sistem mutu inilah yang bertanggungjawab dan memiliki wewenang dalam pelaporan langsung kepada manajemen puncak mengenai hal–hal yang berkaitan dengan sistem mutu yang diterapkan dalam lingkungan perusahaan secara keseluruhan dan sekaligus merupakan personil yang memimpin penerapan sistem mutu dalam perusahaan.



Peran dan Tanggungjawab Personil Kunci
Dalam hal ini, perusahaan memastikan semua personil kunci memahami sistem mutu serta memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup di bidang kemasan kayu dan pengendalian OPT kayu.
Untuk dapat merealisasikan terwujudnya implementasi sistem manajemen mutu dengan baik, maka pihak perusahaan mempersiapkan hal–hal yang berkaitan dengan sumber daya yang memadai dan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Sumber Daya Manusia
Perusahaan menyediakan sumber daya manusia yang kompeten untuk dapat melaksanakan sistem manajemen mutu dengan efektif dan efisien. Manajemen PT. Jasa Duta Mandiri berupaya untuk membuat program pelatihan untuk personil–personil yang terlibat di dalam proses produksi dan inspeksi ISPM #15. Perusahaan menyimpan dan memelihara semua data karyawan termasuk hasil pelatihan, pengalaman dan kompetensi personil.
Sarana dan Prasarana
Untuk dapat merealisasikan sistem manajemen mutu ini, perusahaan memiliki infrastruktur yang lengkap dimana semuanya digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan. Adapun infrastruktur yang dimiliki perusahaan seperti: Gedung kantor, gudang, alat transportasi/ alat angkut, alat komunikasi, alat produksi, alat sertifikasi, dan peralatan–peralatan pendukung lainnya.
Perusahaan melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas produksi dan peralatan pendukung lainnya serta melakukan kalibrasi terhadap peralatan yang perlu dikalibrasi.
Lingkungan Kerja
Perusahaan menyediakan lingkungan kerja yang kondusif agar ada rasa saling keterkaitan dan saling ketergantungan antar departemen dalam perusahaan.
Perusahaan menjamin lingkungan kerja selalu terjaga kebersihannya.
Perusahaan melakukan pemeliharaan terhadap lingkungan kerja khususnya lingkungan kerja produksi dengan melakukan penyemprotan anti rayap
Pelanggan (Client)
Perusahaan melakukan sosialisasi dan implementasi ISPM #15 kepada pelanggan dengan cara sebagai berikut:
1)      PT. Jasa Duta Mandiri memberikan pemahaman kepada pelanggannya mengenai peran masing–masing dalam hal penerapan ISPM #15.
2)      PT. Jasa Duta Mandiri berusaha memastikan bahwa pelanggan telah sepakat untuk beberapa hal, yaitu:
a.       Memberikan waktu yang cukup kepada pelanggan untuk menetapkan seluruh prosedur yang ada di dalam ketentuan ISPM #15.
b.      Melaksanakan saran–saran yang diberikan berkaitan dengan penggunaan kemasan kayu bercap (marking).
c.       Menyediakan lokasi penyimpanan kemasan kayu bercap yang kering, bersih, dan bebas dari OPT serta tidak tercampur dengan kayu atau kemasan kayu yang tidak mendapat perlakuan ISPM #15.
d.       Menyediakan lokasi pengemasan yang kering, bersih dan bebas dari OPT serta tidak tercampur dengan kayu atau kemasan kayu yang tidak mendapat perlakuan ISPM #15.
e.       Menyediakan peti kemas yang kering, bersih dan bebas dari OPT, bebas dari tanah, bebas dari sisa–sisa tumbuhan dan hasil tumbuhan, bebas dari hewan dan sisa–sisa bahan asal hewan serta kotoran lainnya.
f.       Memastikan bahwa personil atau pelanggan menjaga kemasan kayu bercap (marking) dari kemungkinan reinfestasi OPT termasuk serangga ikutan (hitch-hicking insects) pada saat pemuatan ke dalam peti kemas (stuffing).
g.      Memberi keterangan mengenai barang yang dikemas dengan kemasan kayu yang telah disertifikasi/ bercap (marking) yang relevan untuk dicatat.
h.      Memberi akses kepada perusahaan kemasan kayu untuk mengawasi proses pengemasan dan pemuatan barang ke dalam peti kemas (stuffing) untuk menjamin kemasan kayu yang telah disertifikasi (marking) tetap memenuhi persyaratan ISPM #15.
i.        Memberi kemudahan bagi perusahaan untuk menghapus cap (marking), melakukan perbaikan dan/atau memberikan perlakuan ulang pada kemasan kayu yang rusak, terinfestasi OPT, terkontaminasi tanah, jamur, kotoran lainnya atau karena hal–hal lain yang menyebabkan kemasan kayu tidak lagi memenuhi ketentuan yang diatur dalam ISPM #15.
3). Perusahaan menindak lanjuti semua keluhan yang diterima dari pelanggan   mengenai mutu sanitasi kemasan kayu bercap (marking).
4). Penanganan keluhan pelanggan diatur di dalam Prosedur Penanganan Keluhan   Pelanggan.


B.      Bentuk dan Sifat Perusahaan
Bentuk perusahaan merupakan usaha bidang jasa berskala kecil. Perusahaan yang dimiliki oleh perseorangan atau sekelompok kecil pemilik modal dengan ruang lingkup operasi terbatas. Jumlah karyawan tidak lebih dari 50 orang. Fleksibilitas pada pengelolaan sehingga mampu lebih cepat bereaksi terhadap perubahan besar. Tenaga kerja yang terlibat langsung dalam produksi dan jasa lebih sedikit. Pelayanan yang diberikan kepada pelanggan mempunyai sentuhan pribadi atau lebih akrab.
            Keterbatasan manajerial yang dimiliki oleh pemilik perusahaan sehingga tidak mampu menghadapi perubahan yang kompleks, serta ketidakmampuan untuk mendapatkan dana yang cukup untuk secara mudah. Perusahaan ini memiliki margin yang sedikit, artinya perusahaan ini mendapatkan keuntungan yang cukup besar tetapi memiliki pengeluaran yang besar pula. Dikarenakan perusahaan selain melayani jasa juga memproduksi barang sehingga ada biaya produksi.
C.      Analisa Prospek Kedepan
Dilihat dari jenis bidang usaha dan jumlah client yang terus bertambah seiring dengan pertumbuhan pabrik dan perkembangan pabrik untuk bisnis ekspor barang menggunakan palet yang berkualitas dan bermutu internasional. PT. Jasa Duta Mandiri sangat memungkinkan untuk dapat bertahan dalam kurun waktu 10 tahun kedepan bahkan di prediksikan akan mengalami kemajuan pesat. Untuk itu sistem manajemen yang baik ini diharapkan dapat terus bertahan dan terus berkembang lebih baik seiring dengan ketatnya persaingan antar bidang usaha yang serupa.



BAB III
PERMASALAHAN

A.      Kendala dalam penerapan ISPM#15
Dalam pelaksanaan pengawasa ISPM#15 oleh BARANTAN terdapatbeberapa kendala yang dihadapi di lapangan, diantaranya:
1)                              Kurangnya petugas Karantina yang mengawasi ditempat pengeluaran.
2)      Kurangnya pengetahuan dan pemahaman pelaku usaha terdapat persyaratan negara tujuan.
3)      Pemisahan antara bahan kemasan yang sudah diberi perlakuan dan yang belum.
4)      Biaya yang besar untuk menyiapkan fasilitas perlakuan
5)      Kurangnya komunikasi dengan perusahaan industri penyedia kayu.
6)      Perlunya pelatihan baik untuk petugas Karantina maupun tenaga teknis perusahaan dalam akreditasi.
7)      Pemalsuan Label/ Marking
8)      Penerapan sistem manajemen mutu.
B.      Bahan Baku
Bahan baku yang paling utama untuk proses produksi dalam perusahaan ini yaitu kayu. Bahan dasar produksi ini semakin hari semakin berkurang. Hutan produksi yang menghasilakn kayu semakin berkurang karena hutan tidak bertambah dengan cepat sebaliknya konsumsi kayu sangat besar. Kayu hutan sebagian besar diproduksi untuk industri.

C.        Persaingan Usaha
Di Indonesia perusahaan yang menjadi provider atau penyedia Jasa sertifikasi ISPM telah mencapai angka 30. Semakin bertambahnya provider ini akan menambah persaingan dalam usaha jasa ini. Perusahaan industri kayu di Indonesia tidak bertambah sebanding bertambahnya provider ISPM.











KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Usaha di bidang jasa sertifikasi pada kemasan kayu untuk eksport-import (ISPM#15), merupakan usaha dibidang jasa yang terbilang baru. Tidak menutup kemungkinan adanya bidang usaha jasa sertifikasi yang serupa tetapi dengan jenis produk yang berbeda. Hal ini merupakan suatu kegembiraan bagi pebisnis / usahawan untuk mencari peluang – peluang dalam mendirikan usahanya.
Pengusaha harus membekali dirinya dengan jiwa kewirausahaan atau paling tidak mengetahui tentang kewirausahaan untuk dapat menjalankan usahanya. Kewirausahaan memberikan nuansa dan sentuhan yang berbeda bagi usahanya untuk dapat berkembang dan bertahan dari masalah – masalah yang akan timbul seiring perkembangan jaman, sehingga berdiri kokoh seiring perkembangan jaman.
Saran
Usahakan untuk hidup positif dengan mempunyai suatu target yang dituangkan dalam rencana – rencana jangka pendek. Rencanakan hidup anda dari bangun tidur hingga tidur kembali. Buat suatu tujuan mengapa kita bangun dari tidur.
Jika anda tidak berpikir hari ini akan lebih baik dari hari sebelumnya, mengapa anda bangun?
Jadilah yang pertama, kalau tidak bisa,
Jadilah yang berbeda, kalau tidak bisa,
Jadilah yang terbaik.

DAFTAR PUSTAKA
1.Alma buchari, Dr. 2000. Kewirausahaan Panduan Perkuliahan, alfabeta, Bandung.
2.Machfoed, Mas’ud. Prof.Dr.MBA,2004, Kewiraan Suatu pendekatan Kontemporer
3.SKIM AUDIT BARANTAN
4.Sistem Manajemen Mutu PT. Jasa Duta Mandiri.